Photo Perjalanan Wisata SLTPN 3 Rancah 1998
Secara tiba-tiba, teman saya gojim nama panggilannya menanyakan pertanyaan itu. Benar-benar sangat tiba-tiba jika mengingat kami waktu itu sedang berada di tengah kemacetan dan sibuk dengan handphone masing-masing, sampai-sampai otak saya tidak mampu menyerap yang ingin dia tanyakan dengan benar.
Kontan saya langsung bertanya balik “Maksudnya? Apaan si?” dengan dahi berkerut.
“Itu, kalau misalnya Tuhan memberi kemampuan buat kita, kembali ke tahun-tahun masa lalu hidup kita, kamu mau kembali ke tahun yang mana?”
Di beri kemampuan untuk kembali ke masa lalu. . . Hm, kemampuan yang menarik dan luar biasa. . . Tapi, kemana ya. . . ?
Saya kemudian mulai berpikir keras tentang kenangan-kenangan yang ingin saya ulang. Bagian-bagian yang menurut saya indah, penuh senyuman dan tanpa air mata, saya ingin kembali ke sana.
Uhm, sepertinya ke usia empat atau lima tahun saja deh. . . masih jadi anak tunggal yang tentu saja membuat saya menjadi penerima kasih sayang tunggal, absolutely hal yang harus saya ulangi. . .
Tapi, , , di usia itu daya tahan tubuh saya sangat buruk. Sedikit-sedikit sakit. Sedikit-sedikit sakit. Enggak mau dong ke sana.
Ya sudahlah kalau begitu bagaimana kalau ke usia sepuluh tahunan saja. Di usia itu daya tahan tubuh saya sudah mulai membaik.
Wait, , , . Tidak!
Ke masa-masa SMP saja deh kalau begitu. Di masa itu indah sekali. . . Saya pertama kali berpacaran di masa itu. First kiss juga di masa itu. Pertama bisa naik motor juga di masa itu. . .
Wait, , , . Tidak!
Lebih baik juga kembali ke masa SMA. Masa SMA itu adalah masa yang paling indah bro. Saking indahnya sampai ada yang menulis menjadi lirik lagu.
Tapi, saya . . . patah hati pertama dan terbesar saya kan di masa itu. . .
Ah. . . setelah di pikir-pikir, saya tidak ingin kembali kemana pun. Saya menikmati deg-deg-an-nya menghadap ke masa yang tidak saya ketahui. Masa lalu adalah pelajaran untuk masa depan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar