'smooth crue: November 2016

Rabu, November 23

Amsambel music papua

PENGERTIAN MUSIK ANSAMBEL, PERANAN ALAT MUSIK, DAN CONTOH ALAT MUSIK RITMIS

Musik ansambel adalah bermain musik secara bersama-sama dengan menggunakan beberapa alat musik dan kemudian memainkan lagu dengan aransemen yang sederhana.  Kata ansambel sendiri berasal dari Bahasa Perancis yang mempunyai arti rombongan musik dan ansambel dalam kamus musik mempunyai definisi kelompok kegiatan musik. Musik sendiri digunakan banyak orang saat sedang belajar karena dipercayai sebagai salah satu cara  menghindari stress saat belajar

Musik Ansambel terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu :

1. Musik Ansambel Sejenis

Musik ansambel sejenis adalah salah satu bentuk penyajian musik ansambel dengan menggunakan alat-alat sejenis. Contohnya : ansambel  rekorder.

2. Musik Ansambel Campuran

Musik ansambel campuran adalah salah satu bentuk penyajian musik ansambel dengan menggunakan beberapa alat music. Contohnya : ansambel pianika, ansambel gitar, ansambel triangle, dll. Apabila anda belum mempunyai keahlian dalam memainkan gitar,tentu anda bisa belajar dengan  membaca cara cepat belajar gitar dengan mudah.

Musik Ansambel juga dapat digolongkan menjadi 3 kelompok apabila dilihat dari fungsi dan alat musik yang digunakan, yaitu : 

1. Musik Ansambel Melodis

Alat musik yang digunakan dalam musik ansambel melodis adalah alat musik yang dimainkan dengan tujuan menghasilkan rangkaian nada-nada yang merupakan melodi sebuah lagu. Contoh : piano, harmonika, rekorder, terompet

2. Musik Ansambel Ritmis

Musik ansambel ritmis dalam penyajiannya menggunakan alat musik yang gunanya agar mengatur irama sebuah lagu. Contoh : Drum set, triangle, gong, gendang, dan tamborin.

.  

3. Musik Ansambel Harmonis

Musik ansambel harmonis memakai alat musik yang dapat berperan ganda yaitu sebagai memainkan rangkaian nada-nada dan mengatur irama dari sebuah lagu.

GOLONGAN MUSIK ANSAMBEL

Golongan alat musik ansambel dapat dibagi menjadi 3 yaitu dilihat dari aspek sumber bunyi, cara memainkan, dan peranannya dalam musik ansambel.

Sumber bunyi

Akrofon yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran udara yang ada. Contohnya, seruling dan terompet.

Membranofon adalah alat musik yang mendapatkan sumber bunyi dari plastik, seperti gendang, rebana, dan drum.

Kordofon merupakan alat musik yang sumber bunyinya didapatkan dari dawai atau tali seperti gitar, kecapi, dan biola.

Idiofon yaitu alat musik yang sumber bunyinya terletak pada bunyi alat itu sendiri apabila dimainkan. Contohnya, angklung dan gong.

Elektrofon adalah alat musik yang bunyinya bersumber pada tegangan listrik. Contohnya, organ listrik dan gitar listrik

Sistem tangga nada

Seni Rupa, Seni Tari, Seni Musik, Seni Teater, Olahraga, Penjaskes, Bahasa Indonesia, Sejarah, Sosiologi, Biologi

 MENU

Home » Seni Musik » Pengertian Tangga Nada (Tangga Nada Mayor & Minor | Diatonis & Pentatonis) | Jenis Tangga Nada

Pengertian Tangga Nada (Tangga Nada Mayor & Minor | Diatonis & Pentatonis) | Jenis Tangga Nada

 JUNI HARTONO  SELASA, 08 SEPTEMBER 2015  SENI MUSIK

       Salah satu unsur dari laguadalah tangga nada, apakah tangga nada itu? sudah tahukah kita? Mari kita pelajari.Tangga nada adalah urutan nada yang disusun secara berjenjang. Misalnya, do, re, mi, fa, sol, la, si, do.
       Dalam seni musik tangga nada dibagi menjadi dua, yaitu tangga nada diatonis dan pentatonis, yang masing-masing memiliki pengertian yaitu:
1.Tangga Nada Diatonis
       Tangga nada diatonis adalah tangga nada yang mempunyai dua jarak tangga nada, yaitu satu dan setengah. Nada-nada pada piano dan organ termasuk sistem diatonis. Tangga nada diatonis ada beberapa macam sebagai berikut.
a) Tangga Nada Diatonis Mayor
    Tangga nada mayor adalah tangga nada diatonis yang susunan nada-nadanya berjarak 1–1–1/2–1–1–1–1/2. (seni musik wahyu  Purnomo)
Contoh:


b) Tangga Nada Minor
    Tangga nada minor adalah tangga nada diatonis yang susunan nadanadanya berjarak 1–1/2–1–1–1/2–1–1. Tangga nada minor dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
(1) Tangga Nada Minor Asli
    Tangga nada minor asli hanya memiliki nada-nada pokok dan belum mendapat nada sisipan. Musik Gregorian merupakan bentuk khas yang menggunakan tangga nada ini. Berikut ini, tangga nada minor asli.


(2) Tangga Nada Minor Harmonis
     Tangga nada minor harmonis adalah tangga nada minor yang nada ke tujuhnya dinaikkan setengah laras. Dalam tangga nada ini, deretan naik dan turun tetap sama. Berikut ini, tangga nada minor harmonis.

(3) Tangga Nada Minor Melodis
     Tangga nada minor melodis adalah tanga nada minor asli yang nada ke-6 dan ke-7 dinaikkan setengah laras. Pada saat turun, nada ke-6 dan ke-7 tersebut diturunkan ½ laras. Berikut ini, tangga nada minor melodis.


2.Tangga Nada Pentatonis
       Tangga nada pentatonis adalah jenis tangga nada yang hanya memakai lima nada pokok. Ragam tangga nada pentatonis dibedakan oleh jarak antarnada serta pilihan nada yang didengar. Berdasarkan nadanya, ada tangga nada yang menggunakan pelog dan slendro. Contoh alat musik yang menggunakan tangga nada ini adalah gamelan.

Bahasa yamg digunakan papua

Daftar bahasaSunting

(dalam kurung merupakan nama kabupaten dan koordinat peta, berdasarkan peta di atas (Berkas:West Papua linguistic map.png)

Bahasa Abinomn, Foya, Foja - (Jayapura - C10)Bahasa Abun(lihat Karon Pantai)Bahasa Aghu, Dyair - (Merauke - I11)Bahasa Aikwakai, Tori, Aikwakai-Tori, Sikari, Ati, Eritai, Araikurioko - (Jayapura - C9)Bahasa Airoran- (Jayapura - B9)Bahasa Airo-Sumaghaghe - (Merauke - I11)Bahasa Ambai - (Yapen Waropen - B7)Bahasa Amber, Amberi, Waigeo, Waigiu - (Sorong - A1)Bahasa Amberbaken, Kebar, Dekwambre, Ekware - (Manokwari - B4)Bahasa Anasi ?Bahasa Ansus- (Yapen Waropen - B6)Bahasa Anus - (Jayapura - C10)Bahasa Arandai, Dombanu, Sebyar, Yaban, Jaban - (Manokwari - B4)Bahasa Arguni- (Fakfak - C3)Bahasa As ?Bahasa Asmat- (Merauke - I11)Bahasa Asmat Pantai Kasuari - (Merauke - I11)Bahasa Asmat Tengah - (Merauke - I11)Bahasa Asmat Utara, Keenok - (Merauke - I11)Bahasa Asmat Yaosakor- ()Bahasa Ati, Iri, Iritai, Siway, Biri, Haga, Siwayo - (Paniai, D8)Bahasa Atohwaim (lihat Kaugat)Bahasa Auye ?Bahasa Awbono ?Bahasa Awera(lihat Kauwera?)Bahasa Awyi, Awye, Awje, Nyao, Njao - (Jayapura - D11)Bahasa Awyu, Ayau, Ajau, Avio, Pisa - (Merauke - I11)Bahasa Awyu AsueBahasa Awyu TengahBahasa Awyu EderaBahasa Awyu JairBahasa Awyu UtaraBahasa Awyu SelatanBahasa Baburiwa, Babiruwa, Babrua, Barua, Erai, Aliki, Haya - (Jayapura - C9)Bahasa Bagusa - (Jayapura - C8)Bahasa Baham, Patimuni - (Fakfak - C3)Bahasa Bapu - (Jayapura - B7)*Bahasa Baso - (Jayapura - D9)Bahasa Baropasi, Barapasi - (Yapen Waropen - C7/8)Bahasa Bauzi - (Jayapura - C8)Bahasa Bayono ?Bahasa Bedoanas - (Fakfak - C3)Bahasa Berik, Berrik, Berick, Tor Atas - (Jayapura - C9)Bahasa Betaf - (Jayapura - C10)Bahasa Biak - (Biak - A1, A2, A5, B6)Bahasa Biga(lihat Sobei)Bahasa Biksi - (Jayawijaya - E11)Bahasa Biritai ?Bahasa Bonefa - (Yapen Waropen - C8)Bahasa Bonerif, Beneraf - (Jayapura - C10)Bahasa Bonggo - (Jayapura - C10)Bahasa Borai, Mansim - (Manokwari - B4)Bahasa Burate ?Bahasa Burmeso (lihat Taurap)Bahasa Burumakok ?Bahasa Buruwai, Asienara, Karufa, Madidwana - (Fakfak - D4)Bahasa Busami - (Yapen Waropen - B6/7)Bahasa Citak, Cicak, Kaunak - (Merauke - I11)Bahasa Citak Tamnim (lihat bahasa Citak, bahasa Tamnim)Bahasa Dabe - (Jayapura - C10)Bahasa Dabra, Bok, Taria - (Jayapura/Jayawijaya - D9)Bahasa Damal, Uhunduni, Amung, Hamung, Amung Kal, Amuy, Enggipilu, Uhunduni - (Paniai, D8)Bahasa Dani, Ndani, Morip, Uningup - (Jayawijaya - D9, E10/11)Bahasa Dani Lembah Bawah- (Jayawijaya - E9/10)Bahasa Dani Lembah Tengah- (Jayawijaya - E9/10)Bahasa Dani Lembah Atas - (Jayawijaya - D9)Bahasa Dani Barat, Ndani Barat, Ilaga, Doda, Lani, Laany, Uringup, Timorini, Sauweri-Hablifuri - (Jayawijaya - D9)Bahasa Dao ?Bahasa Dem, Lem - (Paniai, D8)Bahasa Demisa ?Bahasa Demta, Muris - (Jayapura - C11)Bahasa Dera, Dra, Kamberatoro - (Jayapura - D11/12)Bahasa Diebroud ?Bahasa Dineor ?Bahasa Diuwe ?Bahasa Dou, Doufou, Dosobou - (Paniai, D8)Bahasa Doutai ?Bahasa Dubu - (Jayapura - D11)Bahasa Duriankere - (Sorong - B1)Bahasa Dusner, Dusnir - (Manokwari - B4)Bahasa Duvle, Duve, Duvele, Wiri - (Paniai, D8)Bahasa Edopi ?Bahasa Eipomek - (Jayawijaya - E11)Bahasa Ekari, Ekagi, Kapauku, Me Mana, Tapiro, Simori, Yabi, Auwje - (Paniai, D8)Bahasa Elseng ?Bahasa Emem ?Bahasa Emumu - (Jayapura - D11/12)Bahasa Eritai(lihat Aikwakai)Bahasa Erokwanas - (Fakfak - C3)Bahasa Fayu - (Paniai, D8)Bahasa Fedan ?Bahasa Foau, Doa - (Jayapura - D10)Bahasa Gebe, Gebi - (Sorong - A0)Bahasa Gresi, Gresik - (Jayapura - C11)Bahasa Hatam, Atam, Moire, Tinam - (Manokwari - B4)Bahasa Hmanggona, Naltya, Nalca, Kimyal, Hmonomo - (Jayawijaya - E10)Bahasa Hupla- ( - E10)Bahasa Iau ?Bahasa Iha, Kapaur - (Fakfak - C3)Bahasa Iha PijinBahasa Imlom- ( - E10)Bahasa Irarutu, Irahutu, Irutu, Kasira, Kaitero, Arguni - (Manokwari - B4)Bahasa Iresim- (Paniai, D8)Bahasa Isirawa, Saberi, Okwasar - (Jayapura - B9)Bahasa Itik, Ittik, Ittik-Tor, Betef - (Jayapura - C10)Bahasa Iwur - (Merauke - I11)Bahasa Janggu, Morwap, Tabu - (Jayapura - D11)Bahasa Jofotek-Bromnya ?Bahasa Kabera (Sumber: Kasonoweja) - (Jayapura - C9)Bahasa Kaburi- (Manokwari - B4)Bahasa Kaeti, Dumut, Mandobo, Mandobbo, Nub - (Merauke - I11)Bahasa Mandobo AtasBahasa Mandobo BawahBahasa Kais - (Sorong - B3)Bahasa Kaiy ?Bahasa Kalabra - (Sorong - B2)Bahasa Kamberau, Kamrau, IriaBahasa Kamoro, Mimika, Lakahia, Nagramadu, Mumamuga, Kaokonau, Umari, Neferipi, Maswena) - (Fakfak - E5)Bahasa Kanum, Enkelembu - (Merauke - I11)Bahasa Kanum BädiBahasa Kanum NgkâlmpwBahasa Kanum SmärkyBahasa Kanum SotaBahasa Kapori, Kapauri - (Jayapura - D10)Bahasa Kapitiaw, Kaptiau - (Jayapura - C10)Bahasa Karas - (Fakfak - D3)Bahasa Karon Dori, Maiyach, Meon - (Sorong - A3)Bahasa Karon Pantai, Manif, Yimbun, Abun Tat - (Sorong - A3)Bahasa Kaugat, Autohwaim - (Merauke - I11)Bahasa Kauwol - (Merauke - I11)Bahasa Kaure, Kaureh - (Jayapura - D11)Bahasa Kauwerawec, Kauwera - (Jayapura - C8/9)Bahasa Kawe- (Sorong - A1)Bahasa Kayagar, Kajagar, Kaygir, Kaygi - (Merauke - I11)Bahasa Kayupulau - (Jayapura - C11)Bahasa Keder - (Jayapura - C9/10)Bahasa Kehu ?Bahasa Keijar ?Bahasa Kemberano, Wariagar, Kalitami, Barau, Arandai - (Manokwari - B4)Bahasa Kembra ?Bahasa Kemtuk, Kamtuk, Kemtuik - (Jayapura - C11)Bahasa Kerema - (Yapen Waropen - C7)Bahasa Ketengban - ( - E11)Bahasa Ketum ?Bahasa Kimaghama, Kimaghima, Kaladdarsch, Teri-Kalwasch - (Merauke - I11)Bahasa Kimki ?Bahasa Kirikiri, Kirira - (Paniai, D8)Bahasa Kofei- (Yapen Waropen - C7)Bahasa Koiwai, Kaiwai, Kuiwai, Kowiai, Namatota, Aiduma, Namatote, Kajumerah - (Fakfak - D4)Bahasa Kokoda, Kasuweri, Oderago, Nebes, Tarof, Samalek - (Sorong - C3)Bahasa Kombai, Komboi, Komboy - (Merauke - I11)Bahasa Komyandaret ?Bahasa Konda, Yabin, Yabin-Konda, Ogit - (Sorong - B2)Bahasa Koneraw - (Merauke - I11)Bahasa Kopkaka ?Bahasa Korowai - (Merauke - I11)Bahasa Korupun-SelaBahasa Kosare, Kosadle - (Jayawijaya - ?)Bahasa Kotogut, Tsokwambo - (Merauke - I11)Bahasa Kowiai(lihat Koiwai)Bahasa Nabi, Modan, Kuri - (Manokwari - B4)Bahasa Kurudu - (Yapen Waropen - B7/8)Bahasa Kwansu, Kwansu-Bonggrang, Kwangsu-Bonggrang, Kuangsu-Bonggrang - (Jayapura - C11)Bahasa Kwer ?Bahasa Kwerba, Airmati, Armati, Koassa, Tekutameso, Nogukwabai, Naibedj, Kamboi-Ramboi, Metaweja, Segar Tor, Kawera - (Jayapura - C9)Bahasa Kwerba Mamberamo(lihat Mamberamo)Bahasa Kwerisa - (Paniai, D8)Bahasa Kwesten - (Jayapura - B9)Bahasa Kwinsu ?Bahasa Lani(lihat Dani Barat)Bahasa Legenyem, Laganyan - (Sorong - A1)Bahasa Lepki ?Bahasa Liki, Moar - (Jayapura - B9)Bahasa Maden ?Bahasa Madik - (Sorong - A3)Bahasa Maibrat, Mai Brat, Mejbrat, Meybrat, Aitinjo, Asman, Ayamaru, Gosirago, Kaboro, Brat, Mogetemin, Maitu, Maisamuh, Mare - (Sorong - B3)Bahasa Mairasi, Kaniran, Faranyao - (Fakfak - D4/5)Bahasa Maklew - (Merauke - I11)Bahasa Melayu Papua(lingua francalokal)Bahasa Mamberamo(rumpun bahasa?)Bahasa Mander - (Jayapura - C9/10)Bahasa Manem, Yeti, Jeti, Skofro, Wembi - (Jayapura - D11/12)Bahasa Mantion, Manikion, Sougb, Sogh - (Manokwari - B4)Bahasa Mapia ?Bahasa Marau - (Yapen Waropen - B6)Bahasa Maremgi, Marengge - (Jayapura - C10)Bahasa Marind, Marind Tenggara, Halifoersch, Tugeri, Gawir - (Merauke - I11)Bahasa Marind Bian, Bian Marind, Marind Utara, Boven Bian, Boven Tor - (Merauke - I11)Bahasa Masimasi - (Jayapura - B10)Bahasa Massep, Maseb - (Jayapura - B9)Bahasa Matbat, Me - (Sorong - B1)Bahasa Mawes - (Jayapura - C10)Bahasa Mekwei, Menggwei, Menggei, Mungge, Munggai, Munkei, Moi, Mooi, Moire, Demenggong-Waibrom-Bano, Waipu - (Jayapura - C11)Bahasa Meninggo - (Manokwari - B4)Bahasa Meoswar, War - (Manokwari - B4)Bahasa Mer, Muri, Miere - (Fakfak - D5)Bahasa Meyah, Mejah, Meax, Meyach, Arfak, Mansibaber - (Manokwari - B4)Bahasa Mlap ?Bahasa Mo(lihat Moni)Bahasa Moi, Mosana - (Sorong - A2)Bahasa Molof - (Jayapura - D11)Bahasa Mombum, Kemelom, Kemelomsch - (Merauke - I11)Bahasa Momina ?Bahasa Momuna - (Jayawijaya - E10)Bahasa Moni, Mo, Migani, Jonggunu - (Paniai, D8)Bahasa Mor-1 - (Fakfak - C3)Bahasa Mor-2 - (Paniai, D8)Bahasa Moraid - (Sorong - A2/3)Bahasa Moraori, Morari, Morori, Moaraeri - (Merauke - I11)Bahasa Moskona ?Bahasa Mpur ?Bahasa Munggui - (Yapen Waropen - B6)Bahasa Murkim ?Bahasa MuyuBahasa Muyu Utara, Kati Utara, Ninati, Kati-Ninati, Ninanti - (Merauke - I11)Bahasa Muyu Selatan, Kati Selatan, Metomka, Kati-Metomka, Kapom, Digul - (Merauke - I11)Bahasa Nafri- (Jayapura - C11)Bahasa Nakai ?Bahasa Nacla ?Bahasa Namla ?Bahasa Narau (Voorhoeve, Rumpun Kaure) - (Jayapura - D11)Bahasa Ndom - (Merauke - I11)Bahasa Nduga, Ndugwa, Ndauwa, Dauwa, Dawa, Pesegem, Pesecham, Pesechem - (Jayawijaya - E9)Bahasa Ngalum, Sibil - (Jayawijaya - E11)Bahasa Nggem ?Bahasa Nimboran, Nambrong - (Jayapura - C11)Bahasa Ninggerum, Katiwa, Kativa, Kasiwa, Obgwo, Ninggrum, Ninggirum - (Merauke - I11)Bahasa Nipsan, Wanam, Ikliklum Yubu, Hamlo - (Jayawijaya - E10)Bahasa Nisa - (Yapen Waropen - C8)Bahasa Nopuk, Nobuk, Napok - (Jayapura - C9)Bahasa Obokuitai ?Bahasa Onin- (Fakfak - C3)Bahasa Onin PijinBahasa Oria, Orya, Uria, Saweh, Warpu, Bundru - (Jayapura - C10)Bahasa Ormu- (Jayapura - C11)Bahasa Papasena - (Jayapura - C9)Bahasa Papuma - (Yapen Waropen - B6)Bahasa Pauwi - (Jayapura - B8)Bahasa Pisa(lihat pula Awyu) - (Merauke - I11)Bahasa Podena - (Jayapura - C10)Bahasa Pom - (Yapen Waropen - B6)Bahasa Puragi, Mogao - (Sorong - B3)Bahasa Pyu - (Jayawijaya - E11)Bahasa Rasawa ?Bahasa Riantana - (Merauke - I11)Bahasa Roon, Ron - (Manokwari - B4)Bahasa Salawati, Maya, Ma'ya - (Sorong - B1)Bahasa Samarokena - (Jayapura - B9)Bahasa Sangke - (Jayapura - C11/12)Bahasa Saponi ?Bahasa Sauri- (Yapen Waropen - C7)Bahasa Sause - (Jayapura - D10)Bahasa Saweru ?Bahasa Sawi- (Merauke - I11)Bahasa Seget- (Sorong - B2)Bahasa Sekar- (Fakfak - C3)Bahasa Semimi, Etna, Wesrau, Muri - (Fakfak - D5)Bahasa Sempan, Nararapi - (Fakfak - E8)Bahasa Senggi - (Jayapura - D11)Bahasa Sentani - (Jayapura - C11)Bahasa Serui-Laut, Arui - (Yapen Waropen - C7)Bahasa Siagha-Yenimu - (Merauke - I11)Bahasa Sikaritai ?Bahasa Silimo, Ngalik Selatan, Wusak, Wulik, Paiyage - (Jayawijaya - E9)Bahasa Siromi - (Yapen Waropen - C7)Bahasa Sko,Skou, Seko, Sekou, Sekol, Seka, Tumawo - (Jayapura - C11)Bahasa Sobei, Biga - (Jayapura - B9)Bahasa Somahai, Somage - (Merauke - I11)Bahasa Sowanda (lihat Waina)Bahasa Sowari ?Bahasa Suabau, Suabo, Inanwatan, Mirabo, Iagu - (Sorong - C3)Bahasa Sukubatong, Aipki, Kimgi - (Jayawijaya - E11)Bahasa Sunum ?Bahasa Tabla, Tepera, Tanahmerah-2, Tabi, Jakari - (Jayapura - C11)Bahasa Taikat, Tajkat, Arso - (Jayapura - C11)Bahasa Tamagario, Tamaraw, Buru, Wagow - (Merauke - I11)Bahasa Tamnim - (Merauke - I11)Bahasa Tanahmerah-1, Sumeri, Sumerine - (Manokwari - B4)Bahasa Tandia - (Manokwari - B4)Bahasa Tangko ?Bahasa Taori-Kei, Kai - (Paniai - D9)Bahasa Taori-So - (Jayawijaya - D9)Bahasa Tarpia, Tarfia, Sufrai, Kaptiauw - (Jayapura - C11)Bahasa Taurap, Borumesso, Boromeso, Monao, Monau - (Jayapura - C9)Bahasa Tause, Doa, Darha - (Paniai, D8)Bahasa Taworta - (Jayapura/Jayawijaya - D9)Bahasa Tebi ?Bahasa Tefaro, Demba - (Yapen Waropen - C7)Bahasa Tehit, Tehid, Kaibus, TeminabuanBahasa Tobati, Yotafa, Jotafa, Yautefa, Humboldt-Jotafa - (Jayapura - C11)Bahasa Tofamna, Tofanma - (Jayapura - D11)Bahasa Towei - (Jayapura - D11)Bahasa Trimuris ?Bahasa Tsaukambo ?Bahasa Tunggare, Tarunggare - (Paniai, D8)Bahasa Turu - (Paniai, D8)Bahasa Una, Gunung Goliat, Oranye-Gebergte - (Jayawijaya - E10)Bahasa Uruangnirin - (Fakfak - C3)Bahasa Usku- (Jayapura - D11)Bahasa Viid ?Bahasa Vitou ?Bahasa Wabo(lihat Woriasi)Bahasa Waina, Sowanda, Waina-Sowanda, Wanya, Wanja, Wina - (Jayapura - D11/12)Bahasa Wakde - (Jayapura - B10)Bahasa Walak - (Jayawijaya - D9)Bahasa Wambon - (Merauke - I11)Bahasa Wandamen, Windesi, Wandamen-Windesi, Wamesa, Bintuni, Bentuni - (Manokwari - B4)Bahasa Wanggom, Wangom, Wanggo - (Merauke - I11)Bahasa Wano, Waano - (Paniai, D8)Bahasa Warembori, Warenbori - (Jayapura - B8)Bahasa Wares - (Jayapura - C10)Bahasa Waris- (Jayapura - D11/12)Bahasa Warkay-Bipim, Bipim, Bipim As-so - (Merauke - I11)Bahasa Waropen - (Yapen Waropen - C7)Bahasa Wauyai ?Bahasa Weretai, Waritai, Wari - (Jayapura - D9)Bahasa Wodani, Woda-mo, Wolani, Woda - (Paniai, D8)Bahasa Woi, Wo'oi - (Yapen Waropen - B6)Bahasa Wolai(lihat Wodani ?)Bahasa Woriasi, Woria, Wabo, Nusari - (Yapen Waropen - B7)Bahasa Yafi, Yaffi, Jafi, Wargarindem, Wagarindem - (Jayapura - D11)Bahasa Yahadian - (Sorong - B3)Bahasa Yale Kosarek (lihat Kosare ?)Bahasa Yali, Yaly, Ngalik Utara - (Jayawijaya - D10, E10)Bahasa Yali Angguruk - (Jayawijaya - D10/E10)Bahasa Yali Ninia - (Jayawijaya - E10)Bahasa Yali Lembah - (Jayawijaya - D9/10)Bahasa Yamna - (Jayapura - B10)Bahasa Yaqay, Jaqai, Yakai, Jakai, Sohur, Mapi - (Merauke - I11)Bahasa Yarsun - (Jayapura - C10)Bahasa Yair, Yaur - (Merauke - I11)Bahasa Yaur, Jaur - (Paniai, D8)Bahasa Yawa, Mantembu, Mora, Yapanani, Turu-2- (Yapen Waropen - B7)Bahasa Yey, Yei, Jei, Ye, Je - (Merauke - I11)Bahasa Yelmek, Jelmek, Yelmik, Jelmik, Yab, Jab, Jabsch - (Merauke - I11)Bahasa Yeretuar - (Manokwari - B4)Bahasa Yetfa ?Bahasa Yoki, Yoke - (Jayapura - B8)Bahasa Yonggom, Yongom, Yongkom - (Merauke - I11)Bahasa Zorop ?

Bahasa yang digunakan papua

BahasaSunting

Di Papua ini terdapat ratusan bahasa daerah yang berkembang pada kelompok etnik yang ada. Aneka pelbagai bahasa ini telah menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi antara satu kelompok etnik dengan kelompok etnik lainnya. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia digunakan secara rasmi oleh masyarakat-masyarakat di Papua bahkan hingga ke pedalaman.

Makna lagu yamko rambe yamko

Makna lagu “Yamko Rambe Yamko”

Posted on September 9, 2014 by caramelmach

Standar

Lagu Yamko Rambe Yamko ini merupakan lagu yang berasal dari Irian Jaya/Papua. Lagu ini merupakan lagu sedih karena menceritakan kisah di daerah mereka yang sedang mengalami perang antar suku. Nah apabila kita menyanyikan lagu ini sebaiknya jangan disembarang tempat apabila belum mengetahui artinya karena bisa saja ada yang tersinggung saat kalian menyanyikannya, apalagi kalau menyanyikannya dengan iringan lagu rock, sambil ketawa-ketawa, sambil tepuk tangan, aduh bisa dijotos nanti kalian -_-
Oh ya lirik lagunya gimana sih kok aku lupa =))
Eh ini dia aku inget kok

C=do Lagu Daerah Papua

|1_+. 5+5 6+3 5| 6 . +. 5+5 6 | 2 . . 3 | 1 . . 0 |

Hee yamko rambe yamko a ro na wa kom be

|1_+. 5+5 6+3 5| 6 . +. 5+5 6 | 2 . . 3 | 1 . . 0 |

Hee yamko rambe yamko a ro na wa kom be

|+1_=. 5+5 5 6 +5 6 |+5 6+1 2 3+2 3|+2 3+1 2 3 2 | 1 . . 0 |

Tee mi noki be ku ba no ko bombeko yu ma no bungo a we a de

|+1_=. 5+5 5 6 +5 6 |+5 6+1 2 3+2 3|+2 3+1 2 3 2 |1.+0 5+5 5 |

Tee mi noki be ku ba no ko bombeko yu ma no bungo a wea de hongkehong

| 6 . + 0 5+5 6 | 2 . +0 1+1 2 | 3 . +0 2+2 3 | 1 . +0 5+5 5 |

ke hongkeri o hongkejom be jombe ri ro hongkehong

| 6 . + 0 5+5 6 | 2 . +0 1+1 2 | 3 . +0 2+2 3 | 1 . . 0 |

ke hongkeri o hongkejom be jombe ri ro

Ini nih Artinya :
Hai jalan yang dicari sayang perjanjian
Hai jalan yang dicari sayang perjanjian

Sungguh pembunuhan di dalam negeri
sebagai bunga bangsa
Sungguh pembunuhan di dalam negeri
sebagai bunga bangsa

Bunga bangsa, bunga bangsa, bunga bangsa
bunga bertaburan
Bunga bangsa, bunga bangsa, bunga bertumbuh
di taman pahlawan
Bunga bangsa, bunga bangsa, bunga bangsa
bunga bertaburan
Bunga bangsa, bunga bangsa, bunga bertumbuh
di taman pahlawan

Makna lagu sajojo

Apa Makna yang terkandung pada Lagu Sajojo?

Lagu Sajojo adalah lagu yang berkisah tentang perempuan cantik dari desa. Perempuan yang dicintai ayah dan ibunya Dan sangat di puja oleh para lelaki di desanya itu. dia menjadi dambaan bagi para pria untuk bisa berjalan-jalan bersamanya. Lagu ini merupakan lagu daerah Papua yang juga digunakan untuk mengiringi senam di tanah Papua bahkan di seluruh tanah air Indonesia.

Banyak dari kita mengetahui syair lagu daerahnya tetapi tidak mengetahui apa sih makna yang ada di dalamnya. berikut ini saya akan bahasa makna lagu daerah sajojo secara singkat dan jelas serta mudah di pahami oleh anda.

Lirik Lagu Sajojo

Berikut ini saya tulis lirik lagu sajojo yang mungkin berguna bagi anda jika sedang mencarinya. silhkan di simak baik baik ya.

Sajojo, sajojo 
Yumanampo misa papa 
Samuna muna muna keke 
Samuna muna muna keke 

Sajojo, sajojo 
Yumanampo misa papa 
Samuna muna muna keke 
Samuna muna muna keke 

Kuserai, kusaserai rai rai rai rai 
Kuserai, kusaserai rai rai rai rai 

Inamgo mikim ye 
pia sore, piasa sore ye ye 
Inamgo mikim ye

pia sore, piasa sore ye ye

Makna Lagu Sajojo

Makna Lagu Sajojo ialah Bercerita Tentang Perempuan cantik dari desa sehingga para lelaki berharap untuk bisa berjalan bersama dengannya.

Makna lagu apuse

Makna Lagu Apuse (Papua)

Apuse
Makna Lagu Apuse (Papua) - Anda pernah dengar lagu Apuse sebelumnya? Jika anda adalah warga Indonesia, hendaknya anda tahu lagu ini. Yak, lagu itu adalah lagu daerah Indonesia Timur, tepatnya Irian Jaya. Meski kata-katanya asing bagi kita, tapi lagu ini juga layak untuk didengar. Pernahkah anda memikirkan, “apa sih artinya lagu Apuse Kokondao ini?”. Berikut ini akan saya jelaskan secara singkat mengenai makna dan arti lagu Apuse.

Lirik beserta arti lagu Apuse:
Apuse kokon dao (Kakek-nenek aku mau)
Yarabe soren doreri (Pergi ke negeri seberang, Teluk Doreri)
Wuf lenso bani nema baki pase (Pegang saputangan dan melambaikan tangan)
Apuse kokon dao (Kakek/nenek aku mau)
Yarabe soren doreri (Pergi ke negeri seberang, Teluk Doreri)
Wuf lenso bani nema baki pase (Pegang saputangan dan melambaikan tangan)
Arafabye aswarakwar (Kasihan aku, selamat jalan cucuku)
Arafabye aswarakwar (Kasihan aku, selamat jalan cucuku)

Jadi, lagu Apuse ini mengisahkan tentang kakek-nenek dan cucu-nya. “Kakek-nenek aku mau pergi ke negri sebrang, teluk Doreri”. Pada kalimat itu jelas tergambar makna bahwa sang cucu ingin merantau ke negri sebrang/pulau sebrang. Lalu, apa yang dimaksud dengan “teluk Doreri”? Teluk Doreri itu dikenal sebagai pintu masuk menuju Manokwari melalui jalur laut. Dalam sejarahnya, teluk ini berperan penting dalam penyebaran agama Kristen di tanah Papua. Untuk saat ini Teluk Doreri menjadi pelabuhan baik untuk kapal Domestik Nasional, maupun antar pulau di Papua.

Kemudian kita menuju kalimat selanjutnya. “Pegang saputangan dan melambaikan tangan”. Pegang saputangan, melambangkan kesedihan si cucu yang pergi merantau demi mencari kehidupan yang lebih baik. “Kasihan aku, selamat jalan cucuku”. Sepertinya kalimat ini bermakna lugas ya, ga ada kiasannya.

Memang mungkin bagi yang bukan berasal dari Papua, lagu ini tidak begitu penting. Tapi, apa salahnya kita memahami lagu daerah lain yang masih berada dibawah satu Negara yang sama? Ingat, Indonesia bukan hanya pulau Jawa! Mari kita lestarikan semua budaya yang ada di negri tercinta.

Lagu daetah papua

Kumpulan Lagu-lagu Daerah Papua, Lengkap Beserta Videonya

 IrulAziz7  16 November 2016  Seni

Lagu Daerah Papua – Papua merupakan salah satu provinsi terluas di Indonesia. Sejak tahun 2003 provinsi Papua dibagi 2 bagian yaitu Papua dan Papua Barat.

Papua terletak di Indonesia ujung timur dengan Kabupaten Puncak Jaya sebagai kota tertinggi dan Merauke sebagai kota terendah.

Papua mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat besar dan bernilai ekonomis. Selain sumber daya alam, Papua juga memiliki beragam seni dan budaya.

Banyak lagu-lagu daerah Papua yang enak didengar dan dinyanyikan. Berikut beberapa lagu daerah Papua.

Lagu Daerah Papua

1. Lagu Daerah Papua – Apuse

Apuse kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema baki pase

Apuse kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema baki pase

Arafa bye aswa ra kwar
Arafa bye aswa ra kwar

2. Lagu Daerah Papua – E Mambo Simbo

E Mambo Simbo
E . . . . . Mambo Simbo
Mambo Simbo
E Mambo Simbo
E . . . . . Mambo Simbo
Mambo Simbo

Mambo yaya yaya e . . . . .
Mambo yaya yaya e . . . . .
Mambo yaya yaya e . . . . .
Mambo yaya yaya e . . . . .

3. Lagu Daerah Papua – Sajojo

Sajojo, sajojo
Yumanampo miso papa na
Samuna muna muna keke
Samuna muna muna keke

Sajojo, sajojo
Yumanampo miso papa na
Samuna muna muna keke
Samuna muna muna keke

Kuserai, kusaserai rai rai rai rai
Kuserai, kusaserai rai rai rai rai

Inamgo mikim ye
pia sore . . . . . piasa sore ye ye
Inamgo mikim ye
pia sore . . . . . piasa sore ye ye

4. Lagu Daerah Papua – Yamko Rambe Yamko

Hee yamko rambe yamko
aronawa kombe
Hee yamko rambe yamko
aronawa kombe

Temino kibe kubano ko bombe ko
Yuma no bungo awa ade
Temino kibe kubano ko bombe ko
Yuma no bungo awa ade

Hongke hongke hongke riro
Hongke jombe jombe riro
Hongke hongke hongke riro
Hongke jombe jombe riro

Adat tradisional

10 Alat Musik Tradisional Papua, Gambar, dan Penjelasannya Administrator Add Comment 6. Maluku dan Papua, Alat Musik Tradisional Rabu, 17 Agustus 2016 Papua memang sarat dengan budaya etnik yang unik. Di tinjau dari beberapa aspek yang ada, budaya Papua memang berbeda dengan budaya masyarakat provinsi lain di Indonesia yang lebih kental dengan nilai-nilai Melayu. Dalam aspek kesenian tradisional misalnya, Papua memiliki beberapa alat musik tersendiri yang berbeda dengan instrumen-instrumen yang dimiliki suku lain di Nusantara. Apa saja alat musik tradisional Papua tersebut? Alat Musik Tradisional Papua Sama seperti pakaian adat dan rumah adatnya, alat musik tradisional Papua juga dibuat dengan dominasi bahan alam. Kendati demikian, nilai estetis dari beragam alat musik tersebut justru semakin dipandang unik. Kita bisa melihat esteika alat-alat musik tersebut mulai dari fungsi dan cara memainkannya sebagaimana penjelasan berikut. 1. Alat Musik Pikon Yang pertama adalah Pikon. Pikon merupakan alat musik tradisional Papua yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara ditiup. Nama “Pikon” sendiri berasal dari bahasa Baliem yaitu “Pikonane” yang berarti alat musik bunyi. Untuk memainkan pikon, sembari ditiup pemainnya harus menarik tali yang terdapat pada ujungnya untuk menghasilkan nada-nada dasar seperti do, mi, dan sol. 2. Alat Musik Yi Yang selanjutnya adalah Yi. Yi merupakan sebuah alat yang menjadi sarana untuk memanggil penduduk agar berkumpul di suatu tempat. Biasanya Yi dimainkan saat ketua adat hendak mengadakan acara-acara adat atau memberikan pengumuman. Yi dibuat dari kayu gelondongan dengan rongga di bagian dalamnya. Cara memainkannya sendiri adalah dengan dipukul keras-keras. Baca Juga : Pakaian Adat Papua 3. Alat Musik Triton Alat musik tradisional Papua yang bernama Triton adalah sebuah alat dengan fungsi sama seperti Yi. Ia berfungsi untuk memanggil penduduk kampung. Bedanya, jika Yi dibuat dari kayu, Triton justru dibuat dari kerang terompet dan dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik ini diperkirakan berasal dari budaya masyarakat Kabupaten Biak. 4. Alat Musik Fuu Fuu adalah alat musik tiup khas suku Asmat. Selain berfungsi untuk mengundang masyarakat, instrumen ini juga dimainkan saat pertunjukan tarian adat Papua. Fuu terbuat dari bambu dengan 1 lubang berukuran beda di setiap ujungnya. 5. Alat Musik Kecapi Mulut Kecapi mulut dimainkan dengan cara yang sama seperti Pikon, yaitu ditiup dan ditarik talinya. Akan tetapi, kecapi mulut dibuat dari bahan bambu wuluh kecil. Fungsinya sebagai sarana hiburan dan dimainkan secara tunggal karena suara yang dihasilkan terbilang kecil. Alat musik tradisional Papua ini berasal dari budaya Suku Dani di lembah Baliem, Jaya Wijaya. 6. Alat Musik Tifa Alat musik tradisional Papua yang paling dikenal di kancah nasional adalah Tifa. Tifa merupakan sebuah alat musik yang dibuat dari kayu bulat, kulit rusa kering, dan rotan. Kayu bulat pada tifa dikikis dan dilubangi di bagian tengahnya sementara kulit rusa diikat pada salah satu ujung lubang. Tifa dimainkan dengan cara ditepuk dan manghasilkan bunyi ritmis. Oleh karenanya, alat musik ini sering didendangkan untuk mengiringi tarian-tarian adat atau pesta-pesta tradisional, seperti Tari Perang, Tari Tradisional Asmat, dan Tarian Gatsi. Kita bisa menemukan tifa dalam 5 bentuk yaitu, Tifa Jekir, Tifa Jekir Potong, Tifa Potong, Tifa Dasar, dan Tifa Bas. 7. Alat Musik Paar dan Kee Paar dan Kee sebetulnya memiliki fungsi utama sebagai penutup kelamin pria adat Papua. Paar adalah labu kering dan kee adalah ikat pinggang yang terbuat dari tulang burung kasuari. Kendati begitu, keduanya juga bisa berfungsi sebagai alat musik. Keduanya digunakan para pria untuk menari dan menghasilkan bunyi ketika saling bertemu satu sama lain. Cukup unik bukan? Baca Juga : Alat Musik Tradisional Sulawesi Selatan 8. Alat Musik Krombi Krombi adalah sebuah alat musik petik yang terbuat dari bambu dan dawai tradisional. Alat musik tradisional Papua ini berasal dari budaya masyarakat suku Tehit di Kabupaten Sorong Selatan. Biasanya ia dimainkan untuk mengiringi tarian pada pesta adat bakar batu. 9. Alat Musik Butshake Butshake adalah alat musik yang dibuat dari susunan buah atau biji kenari pada sebilah bambu lengkung. Instrumen ini menghasilkan suara gemericik saat di ayunkan atau dikocok. Diketahui bahwa alat musik butshake berasal dari budaya suku Muyu di Kab. Merauke. Biasanya digunakan oleh mereka sebagai pengiring tarian adat. 10. Alat Musik Amyen Amyen adalah terompet yang terbuat dari kayu khas suku Web di Kab. Keerom. Amyen dimainkan dengan cara ditiup. Selain digunakan sebagai pengiring tari-tarian, omyen sering digunakan sebagai peringatan tanda bahaya ketika terjadi perang suku. Nah, itulah 10 alat musik tradisional Papua lengkap dengan gambar dan penjelasan cara memainkannya. Semoga dapat menambah kecintaan kita terhadap bumi cendrawasih dan budayanya. Semoga bermanfaat! 

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/08/alat-musik-tradisional-papua.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Musik tradisional papua

Home » 6. Maluku dan Papua » Alat Musik Tradisional » 10 Alat Musik Tradisional Papua, Gambar, dan Penjelasannya 10 Alat Musik Tradisional Papua, Gambar, dan Penjelasannya Administrator Add Comment 6. Maluku dan Papua, Alat Musik Tradisional Rabu, 17 Agustus 2016 Papua memang sarat dengan budaya etnik yang unik. Di tinjau dari beberapa aspek yang ada, budaya Papua memang berbeda dengan budaya masyarakat provinsi lain di Indonesia yang lebih kental dengan nilai-nilai Melayu. Dalam aspek kesenian tradisional misalnya, Papua memiliki beberapa alat musik tersendiri yang berbeda dengan instrumen-instrumen yang dimiliki suku lain di Nusantara. Apa saja alat musik tradisional Papua tersebut? Alat Musik Tradisional Papua Sama seperti pakaian adat dan rumah adatnya, alat musik tradisional Papua juga dibuat dengan dominasi bahan alam. Kendati demikian, nilai estetis dari beragam alat musik tersebut justru semakin dipandang unik. Kita bisa melihat esteika alat-alat musik tersebut mulai dari fungsi dan cara memainkannya sebagaimana penjelasan berikut. 1. Alat Musik Pikon Yang pertama adalah Pikon. Pikon merupakan alat musik tradisional Papua yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara ditiup. Nama “Pikon” sendiri berasal dari bahasa Baliem yaitu “Pikonane” yang berarti alat musik bunyi. Untuk memainkan pikon, sembari ditiup pemainnya harus menarik tali yang terdapat pada ujungnya untuk menghasilkan nada-nada dasar seperti do, mi, dan sol. 2. Alat Musik Yi Yang selanjutnya adalah Yi. Yi merupakan sebuah alat yang menjadi sarana untuk memanggil penduduk agar berkumpul di suatu tempat. Biasanya Yi dimainkan saat ketua adat hendak mengadakan acara-acara adat atau memberikan pengumuman. Yi dibuat dari kayu gelondongan dengan rongga di bagian dalamnya. Cara memainkannya sendiri adalah dengan dipukul keras-keras. Baca Juga : Pakaian Adat Papua 3. Alat Musik Triton Alat musik tradisional Papua yang bernama Triton adalah sebuah alat dengan fungsi sama seperti Yi. Ia berfungsi untuk memanggil penduduk kampung. Bedanya, jika Yi dibuat dari kayu, Triton justru dibuat dari kerang terompet dan dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik ini diperkirakan berasal dari budaya masyarakat Kabupaten Biak. 4. Alat Musik Fuu Fuu adalah alat musik tiup khas suku Asmat. Selain berfungsi untuk mengundang masyarakat, instrumen ini juga dimainkan saat pertunjukan tarian adat Papua. Fuu terbuat dari bambu dengan 1 lubang berukuran beda di setiap ujungnya. 5. Alat Musik Kecapi Mulut Kecapi mulut dimainkan dengan cara yang sama seperti Pikon, yaitu ditiup dan ditarik talinya. Akan tetapi, kecapi mulut dibuat dari bahan bambu wuluh kecil. Fungsinya sebagai sarana hiburan dan dimainkan secara tunggal karena suara yang dihasilkan terbilang kecil. Alat musik tradisional Papua ini berasal dari budaya Suku Dani di lembah Baliem, Jaya Wijaya. 6. Alat Musik Tifa Alat musik tradisional Papua yang paling dikenal di kancah nasional adalah Tifa. Tifa merupakan sebuah alat musik yang dibuat dari kayu bulat, kulit rusa kering, dan rotan. Kayu bulat pada tifa dikikis dan dilubangi di bagian tengahnya sementara kulit rusa diikat pada salah satu ujung lubang. Tifa dimainkan dengan cara ditepuk dan manghasilkan bunyi ritmis. Oleh karenanya, alat musik ini sering didendangkan untuk mengiringi tarian-tarian adat atau pesta-pesta tradisional, seperti Tari Perang, Tari Tradisional Asmat, dan Tarian Gatsi. Kita bisa menemukan tifa dalam 5 bentuk yaitu, Tifa Jekir, Tifa Jekir Potong, Tifa Potong, Tifa Dasar, dan Tifa Bas. 7. Alat Musik Paar dan Kee Paar dan Kee sebetulnya memiliki fungsi utama sebagai penutup kelamin pria adat Papua. Paar adalah labu kering dan kee adalah ikat pinggang yang terbuat dari tulang burung kasuari. Kendati begitu, keduanya juga bisa berfungsi sebagai alat musik. Keduanya digunakan para pria untuk menari dan menghasilkan bunyi ketika saling bertemu satu sama lain. Cukup unik bukan? Baca Juga : Alat Musik Tradisional Sulawesi Selatan 8. Alat Musik Krombi Krombi adalah sebuah alat musik petik yang terbuat dari bambu dan dawai tradisional. Alat musik tradisional Papua ini berasal dari budaya masyarakat suku Tehit di Kabupaten Sorong Selatan. Biasanya ia dimainkan untuk mengiringi tarian pada pesta adat bakar batu. 9. Alat Musik Butshake Butshake adalah alat musik yang dibuat dari susunan buah atau biji kenari pada sebilah bambu lengkung. Instrumen ini menghasilkan suara gemericik saat di ayunkan atau dikocok. Diketahui bahwa alat musik butshake berasal dari budaya suku Muyu di Kab. Merauke. Biasanya digunakan oleh mereka sebagai pengiring tarian adat. 10. Alat Musik Amyen Amyen adalah terompet yang terbuat dari kayu khas suku Web di Kab. Keerom. Amyen dimainkan dengan cara ditiup. Selain digunakan sebagai pengiring tari-tarian, omyen sering digunakan sebagai peringatan tanda bahaya ketika terjadi perang suku. Nah, itulah 10 alat musik tradisional Papua lengkap dengan gambar dan penjelasan cara memainkannya. Semoga dapat menambah kecintaan kita terhadap bumi cendrawasih dan budayanya. Semoga bermanfaat! 

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/08/alat-musik-tradisional-papua.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Ansambel music papua

1. Jenis dan nama alat musik dari Papua - Tifa

Tifa adalah nama alat musik tradisional dari Indonesia Timur khususnya Maluku dan Papua. Alat musik tradisional yang satu ini terbuat dari kayu yang dilubangi tengahnya serta salah satu ujungnya ditutup dengan menggunakan kulit binatang. Kulit binatang yang digunakan untuk membuat tifa biasanya adalah kulit rusa. Cara memainkan tifa hampir sama dengan kendang, yaitu dengan cara dipukul. 

Tifa terdiri dari beberapa macam yaitu  Tifa JekirTifa DasarTifa PotongTifa Jekir Potong dan Tifa Bas.

Alat musik tifa dipergunakan untuk mengiringi tarian perang seperti Tari Gatsi dari suku Asmat 

2. Jenis dan nama alat musik dari Papua - Triton

Triton merupakan alat musik tradisional dari Papua yang terbuat dari kulit kerang. Triton dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik ini terdapat di seluruh pantai, terutama di daerah Biak, Yapen, Waropen, Nabire, Wondama, serta kepulauan Raja Amat. Pada awalnya, alat musik triton hanya digunakan untuk sarana komunikasi atau sebagai alat panggil/ pemberi tanda. Selanjutnya, triton juga digunakan sebagai sarana hiburan dan alat musik tradisional.



3. Jenis dan nama alat musik dari Papua - Pikon

Alat musik Pikon merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari tanaman sejenis bambu. Alat musik ini dibunyikan dengan cara ditiup. Pikon berasal dari bahasa Baliem yaitu dari kata Pikonane yang berarti alat musik bunyi. Pikon yang ditiup sambil menarik talinya ini hanya akan mengeluarkan nada-nada dasar, berupa do, mi dan sol.



Selengkapnya : http://www.tradisikita.my.id/2014/11/jenis-dan-nama-alat-musik-dari-papua.html#ixzz4QpQGr2fR 
Follow us: @kangdede on Twitter | dede.mahmud on Facebook

Organologi/instrumen

Akustik Organologi

Akustik adalah ilmu suara dan berkaitan dengan asal suara baik dalam ruang kosong, atau di pipa dan saluran, atau tertutup/terisolasi. Frekuensi jangkauan pendengaran manusia sekitar 16 Hz sampai sekitar 20 000 Hz.

Organologi mempelajari tentang struktur instrumen musik berdasarkan sumber bunyi, cara memproduksi bunyi dan sistem pelarasan. Organologi mempunyai maksud sebagai gambaran tentang bentuk dan rupa susunan pembagun konstruksi suatu gitar sehingga dapat menghasilkan suara seperti gitar kebanyakan. Organologi dalam istilah musik merupakan "Ilmu alat musik, studi mengenai alat-alat musik.

Alat musik adalah suatu instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk tujuan menghasilkan musik. Pada prinsipnya, segala sesuatu yang memproduksi suara, dengan cara tertentu bisa diatur oleh musisi, dapat disebut dengan alat musik. Walaupun demikian, istilah ini umumnya diperuntukkan bagi alat yang khusus ditujukan untuk musik.bidang ilmu yang mempelajari alat musik disebut organologi.

Ilmu pengetahuan tentang organ dalam dunia musik adalah ilmu yang mempelajari tentang instrumen musik, klasifikasinya, bagian–bagiannya, dan fungsinya sehubungan dengan instrumen itu sendiri, dan budayanya

Organologi mempunyai 2 pendekatan studi yaitu :

1)      Studi Tekstual :

Pendekatan studi organologi dengan memperlakukan studi sebagai teks. Bahan studinya adalah instrumen itu sendiri dan instumen lainnya yang sama atau sejenis.

Bagian – bagian pokok yang berhubungan dengan akustik adalah menurut sumber bunyi (idiophone, chordophone, aerophone, membranophone, dan electrophone). 

Bahan sumber bunyi.

Cara menggetarkan sumber bunyi.

Suara yang diproduksi tanpa resonator.

Suara yang diproduksi dengan resonator :

Jenis – jenis resonator

Jembatan sumber bunyi dengan resonator

Bagian – bagian instrumen yang mendukung bentuk dan penampilan yaitu :

Bentuk bagian – bagian pokok yang berhubungan dengan akustik.

Bentuk, bahan dan warna bagian – bagian pendukung.

Ornamen yang pokok maupun pendukung.

Bagian – bagian fungsional lainnya (agar mudah dibawa, dipindah, dll).

2)      Studi Kontekstual :

Pendekatan studi organologi yang menghubungkan instrumen obyek studi dengan berbagai hal yang terkait dari lingkungannya (ensambel, genre, musik dan musikal) merembet ke lingkungan yang berhubungan dengan sejarah, budaya, masyarakat, dan lain – lain

Studi tentang fungsi instrumen itu di dalam ensembelnya sebagai unsur pembangun rasa musikal.

Studi tentang seberapa jauh peranan dan fungsi instrumen itu dalam genre lain, bagaimana situasinya adakah modiikasi bentuk utasi fungsi, dan lain – lain.

Studi tentang makna simbol instrumen itu dalam kepercayaan masyarakatnya.

Studi tentang jenis ornamen yang digunakan dalam instrumen itu ( makna simbolik dan bentuk, warna, letak ).

Studi tentang sebaran instrumen itudi sebuah wilayah / dunia.

Perubahan fungsi mulai dari fungsi musikal sampai dengan fungsi sosial

Sistem tahgga nada

Sistem Nada

By Plengdut -

 

December 18, 2012

5338

1.Awal Terbentuknya Sistem Nada Diatonis
Berawal dari bangsa Yunani (sebelum 1100 SM) Terpander adalah orang yang mengembangkan susunan nada semula 4 nada dan Polynertus (700 SM) orang yang menggunakan system 7 nada. Tangga nada Diatonis adalah tangga nada yang mempunyai jarak nada 1 dan ½. Nada dalam tangga nada Diatonis, awalnya hanya mempunyai 4 nada, yang disebut dengan Tetrachord 1, awalnya nada-nada ini dimainkan pada instrumen Lyra, nada-nada tersebut ialah :

Nada-nada kemudian dikembangkan, nada-nada ini disebut Tetrachord 2, nada-nada tersebut adalah :

Dengan demikian jumlahnya menjadi 7 nada. Sehingga untuk menghasilkan satu tangga nada utuh dirangkaikan dua Tetrachord, 7 nada ini yang disebut dengan tangganada Lydis, yang sampai saat ini dipergunakan.

TANGGA NADA MAYOR (asal dari tangganada Lydis)

Saat ini susunan nada musik Diatonis adalah sebagai berikut :

2. Titilaras Pentatonik (Musik Indonesia Asli)
Titilaras dalam seni musik biasanya sering disebut notasi, yakni lambang-lambang untuk menunjukkan tinggi rendah suatu nada berupa angka atau lambang lainnya. Dalam seni musik Karawitan, titilaras memegang peranan yang penting dan praktis, sebab dengan menggunakan titilaras kita dapat mencatat, mempelajari dan menyimpannya untuk dapat dipelajari dari generasi ke generasi.

Notasi Pentatonik
Sistem notasi yang dipakai dalam gamelan Jawa adalah notasi pentatonik yaitu hanya menggunakan 5 buah nada. Notasinya disebut notasi kepatihan yang diciptakan oleh Raden Ngabehi Jaya Sudirga atau Wreksa Diningrat sekitar tahun 1910. Karena notasi angka ditulis di kepatihan maka notasi tersebut diberi nama notasi angka kepatihan.

Sebelum muncul notasi angka Demang Kartini telah menciptakan notasi rante, karena dia tidak bisa menabuh gamelan maka diserahkan pada Sudiradraka (Guna Sentika) lalu oleh Sudiradraka diserahkan ke Kepatihan yaitu kepada Sasradiningrat IV, kemudian diserahkan kepada adiknya Wreksodiningrat. Kemudian Wreksodiningrat punya ide yaitu memberi angka pada bilah saron karena untuk pembelajaran menabuh gamelan dan memindahkan notasi rante agar mudah dibaca pada tahun 1890.

Macam-macam nada dalam Notasi Kepatihan adalah sebagai berikut.
Penanggul yaitu nada 1 : siji dibaca ji
Gulu yaitu nada 2 : loro dibaca ro
Dhada yaitu nada 3 : telu dibaca lu
Pelog yaitu nada 4 : papat dibaca pat
Lima yaitu nada 5 : lima dibaca mo
Nem yaitu nada 6 : enem dibaca nem
Barang yaitu nada 7 : pitu dibaca pi

Sumber : Demang Kartini, cuplikan melodi
lagu Ladiang Wilujeng bagian umpak

Laras
Tangga nada dalam bahasa Jawa secara umum disebut laras atau secara lengkap disebut titi laras, istilah titi dapat diartikan sebagai angka, tulis, tanda, notasi atau lambang sedangkan istilah laras dalam pengertian ini berarti susunan nada. atau tangga nada. Dan dalam bahasa Indonesia titilaras berarti tangganada.

Dengan demikian istilah titilaras mempunyai pengertian suatu notasi tulis, huruf, angka atau lambang yang menunjuk pada ricikan tanda-tanda nada menurut suatu nada tertentu. Dalam penggunaan sehari-hari istilah titi laras sering disingkat menjadi laras. Laras ini mempunyai 2 macam, yaitu ada 2 jenis titilaras yaitu:

Laras Slendro, secara umum suasana yang dihasilkan dari laras slendro adalah suasana yang bersifat riang, ringan, gembira dan terasa lebih ramai. Hal ini dibuktikan banyaknya adegan perang, perkelahian atau baris diiringi gending laras slendro. Penggunaan laras slendro dapat memberikan kesan sebaliknya, yaitu sendu, sedih atau romantis. Misalnya pada gending yang menggunakan laras slendro miring. Nada miring adalah nada laras slendro yang secara sengaja dimainkan tidak tepat pada nada-nadanya. Oleh karena itu banyak adegan rindu, percintaan kangen, sedih, sendu, kematian, merana diiringi gendhing yang berlaras slendro miring. Laras Pelog, secara umum menghasilkan suasana yang bersifat  memberikan kesan gagah, agung, keramat dan sakral khususnya pada permainan gendhing yang menggunakan laras pelog nem. Oleh karena itu banyak adegan persidangan agung yang menegangkan, adegan masuknya seorang Raja ke sanggar pamelegan (tempat pemujaan). adegan marah, adegan yang menyatakan sakit hati atau adegan yang menyatakan dendam diiringi gendhing-gendhing laras pelog. Tetapi pada permainan nada-nada tertentu laras pelog dapat juga memberi kesan gembira, ringan dan semarak. misalnya pada gendhing yang dimainkan pada laras pelog barang.

Laras pentatonik yaitu susunan nadanya tidak hanya mempunyai jarak 1 dan ½, tetapi juga Titilaras yang ada antara lain :

Titilaras kepatihan, dibuat tahun (1910) oleh Kanjeng R.M Haryo Wreksadiningrat di Keraton Surakarta.Titilaras ding-dong, dibuat oleh pegawai di Singhamandawa 896 M tidak berupa angka tapi berupa lambang :

simbol pada gambar tersebut secara berurutan dibaca: dong, deng, dung, dang, ding yang digunakan untuk mencatat dan mempelajari gamelan Bali.

3. Titilaras daminatilada, yakni titilaras ciptaan R.M. Machjar Angga Koesoemadinata untuk karawitan sunda (1916).

Titilaras berwujud angka 1 2 3 4 5 6 7 I sebagai pengganti nama bilahan gamelan agar lebih mudah dicatat dan dipelajari, namun dibacanya ji ro lu pat ma nem pi ji.

Tinggi rendah nada titilaras bagi laras slendro dan pelog berbeda. Pada laras slendro tingkatan suara untuk tiap nada adalah sarna, setiap satu oktaf dibagi menjadi 5 laras, tetapi pada gamelan laras pelog, tingkatan nada masing-masing bilahan tidak sama.

Perbedaan antara laras slendro dan pelog dapat dilihat pada tabel berikut:

Laras Slendro dan Pelog

Notasi Barat (Diatonis) mempunyai jarak 1 dan ½.

Nada yang dihasilkan antara musik Diatonis dan Pentatonik jika diukur dengan Stroboccon dan melograph tidak sama tinggi nadanya, sebagai contoh walaupun sama-sama terdengar do, nada-nada yang dihasilkan dari instrumen gamelan mempunyai perbedaan antara satu perangkat gamelan yang satu dengan perangkat gamelan yang lainnya tergantung dari pembuatannya tetapi jika nada-nada pada instrumen gamelan dimainkan nada yang terdengar pada laras :
Pelog seperti : do, mi, fa, sol, si, do.
Degung seperti : mi, fa, sol, si, do, mi
Slendro seperti : re, mi, sol, la, do, re

Hasil penelitian dari R. Machjar Angga Koesoemadinata dengan Musicoloog Jaap Kunst selama 50 tahun (1916-1966) tentang tinggi nada laras pentatonik.

Raras Pelog ialah : do 200 re 200 mi 100 fa 200 sol 200 la 200 si 100 do’ Murdararasnya atau raras-pokoknya ialah : do 400 mi 100 fa 200 sol 400 si 100 do’, sedang raras re dan raras la hanyalah bertugas sebagai raras-perhiasan saja. Jadi raras Pelog itu ialah modus mayor tanpa re dan la.Raras Degung ialah : mi 100 fa 200 sol 400 si 100 do’400 mi’, sedang raras re dan apa lagi raras la dijadikan raras-perhiasan (uparenggararas). Jadi raras degung itu ialah modus Doris dari musik Yunani tanpa raras re dan raras la.

Musik tradisi banyak mengalami evolusi, sebagai contoh fungsi angklung, dahulu berfungsi sebagai ritual penanaman padi dalam acara mengarak padi dari sawah, namun saat ini disajikan sebagai bentuk seni pertunjukan. Musik gamelan pun dahulu hanya dimainkan dalam keraton sebagai sahnya upacara, namun kini telah bergeser fungsi sebagai kesenian hiburan dan kesenian pendidikan.

Makna lagu ketabo

Lirik Lagu Mandailing Ketabo

Ada saja yang datang ke blog ini dengan kata kunci lagu Mandailing. Maka supaya tak kecewa kukenalkan saja satu lagi lagu berbahasa Mandailing, selain Sitogol. Seperti Sitogol lagu Ketabo yang berarti Marilah juga karya Nahum Situmorang.

Keta bo keta bo keta bo dongan tu Sidempuanan
Musim ni salak sannari di si dongan tonggi tonggi sapot tai tabo (2x)

Tu si do tu si do ro do bujing-bujingi tu pokenan
Jeges jeges sude jengkar jengkar dongan jogi-jogi sude lago lago(2x)

Ile baya nungia muda manyapai ho Ile baya tabo begeon da bo

Keta bo keta bo keta bo dongan tu Sidempuanan
Aso markusip hita tu si dongan keta bo keta bo

Artinya :

Marilah marilah teman ke Sidempuan
Musim salak sekarang di sana teman, manis manis sepat tetapi enak (2x)

Ke sanalah datangnya gadis-gadis untuk berjualan
Cantik-cantik semuanya teman (2x)

Duhai teman bila ada yang menyenangimu lebih baik kenal lebih lanjut dahulu

Marilah mari teman ke Sidempuan
Agar bisa kita markusip di situ , marilah marilah

Marilah marilah teman ke Sidempuan

 

Sidempuan lengkapnya Padang Sidempuan itu adalah nama ibukota kabupaten Tapanuli Selatan, daerah asal suku Batak Mandailing. Daerah ini terkenal dengan salak Sidempuan. Salak ini khas sekali, daging buahnya berwarna kemerahan mirip warna buah jambu bol. Rasanya sepat, agak jarang dapat yang manis, tetapi banyak orang suka dengan rasa khasnya itu. Kalau aku sih harus siap sedia air minum, karena supaya gampang menelannya.

Ada kata markusip di lirik lagu ini. Markusip itu dahulu adalah tata cara perkenalan lelaki perempuan. Pria yang ingin lebih mengenal perempuan yang disukainya akan datang ke rumah si gadis diam-diam, bukan bertamu dan berbincang di dalam rumah. Biasanya pria datang tak sendiri tetapi bawa teman. Dari kolong ia akan mengorek sela lantai papan kamar si gadis dengan sebatang lidi. Sepasang insan ini bicara berbisik-bisik. Bila perkenalan ini lancar barulah berlanjut perkenalan resmi antar keluarga.

Makna lagu cikala le pongpong

Makna Lagu Daerah Cikala Le Pongpong

Lirik Lagu Cikala Le Pongpong
Cikala le pongpong oe,
ue merbuah si nangka bari le oe
si manguda bagendari en
dak mengkabariMela mo cituk kene turang
ulang ulaken kene male
ulah-ulah nde neidi bagi
ulang mo… dak bagi…
Kade mo lemlem pagemu
pucuk bincoli mo kabir-kabiren
kade mo kelleng ate mu
anak maholi man pabing-abingen
Pong kirpong lepong kirpong

Makna lagu butet


Menu Home Lagu Daerah Lagu Nasional Lagu Kebangsaan Lagu BaratCustom Rom   Samsung   Asus   Oppo   Xperia   Xiaomi   Huawei   Acer   Lenovo   Evercoss   Mito   Andromax   LG Sitemap

Apa makna yang terkandung pada Lagu Butet?

Apa makna yang terkandung pada Lagu Butet?

Tak hanya orang Batak, Lagu ini bahkan sudah familiar bagi banyak orang diluar suku Batak. Lagu BUTET. Lagu yang mengalun dengan tempo pelan dan mendayu ini memang telah melegenda. Bagi anda yang belum tahu, Butet merupakan nama panggilan yang diberikan kepada seorang Bayi Perempuan yang belum diberi Nama secara "resmi". Untuk bayi laki-laki dipanggil dengan sebutan "Ucok". Lagu Butet merupakan salah satu Lagu Wajib Nasional, yang masuk dalam Kategori Lagu Perjuangan.

Lirik Lagu Butet

Butet dipangungsian do amangmu ale butet
Da margurilla da mardarurat ale butet
Da margurilla da mardarurat ale butet

I doge doge doge (hi) dai doge (hi) doge (hi) doge
I doge doge doge (hi) dai doge (hi) doge (hi) doge

Butet sotung ngol-ngolan rohamuna ale butet
Pai ma tona manang surat ale butet
Pai ma tona manang surat ale butet

I doge doge doge (hi) dai doge (hi) doge (hi) doge
I doge doge doge (hi) dai doge (hi) doge (hi) doge

Butet tibo do mulak au amangmu ale butet
Masunta ingkon saut do talu ale bute
Musunta ingkon saut do talu ale butet

I doge doge doge (hi) dai doge (hi) doge (hi) doge
I doge doge doge (hi) dai doge (hi) doge (hi) doge

Butet haru patibu ma magodang ale butet
Asa adong da palang merah ale butet
Da palang merah ni negara ale butet

I doge doge doge (hi) dai doge (hi) doge (hi) doge
I doge doge doge (hi) dai doge (hi) doge (hi) doge

Makna Lagu Butet

Dari lirik dan pengertian Lagu Butet diatas, sedikit banyaknya kita telah mengetahu pesan/makna dari Lagu ini. 

Bagaimana Sebenarnya Kisah dibalik Lagu Butet ini ? Konon Lagu Butet diciptakan dan berkumandang pertama kalinya di Gua Nagar Timbul yang letaknya berada di tengah Hutan Naga Timbul, Kecamatan Sitahuis Kabupaten Tapanuli Tengah. Menurut pengakuan warga Nagatimbul dan juga warga Sitahuis bahwa syair asli lagu Butet itu adalah seperti berikut.

“Butet…di Sitahuis do Amangmu ale Butet…
damancentak hepeng Orita ale Butet…
damancetak hepeng Orita ale Butet.."

Menurut pengakuan warga Sitahuis dan Desa Nagatimbul bahwa lagu itu dinyanyikan br Tobing warga Sitahuis sewaktu menina bobokan borunya (Butet dalam bahasa batak).

“Menurut sejarah, bahwa lagu Butet itu dinyanyikan di Gua perjuangan yang terdapat di hutan Nagatimbul ini, dimana masyarakat Sitahuis dan Nagatimbul bersembunyi di gua tersebut, sementara kaum pria waktu itu berada di Sitahuis untuk berjaga-jaga dan sebagian ada yang mencetak uang ORITA (Oeang Republik Tapanoloe, yang merupakan ejaan lama). Dimana waktu itu tempat percetakan uang ORITA adalah di Sitahuis. Sewaktu Putri br Tobing ini yang disebut Si Butet mau tidur ibunyapun menina bobokannya dengan lagu Butet,”

Setelah Sitahuis dikuasi Belanda dan menjadikan Desa Sitiris yang masih satu Kecamatan dengan Sitahuis menjadi markas Belanda, percetakan uang Orita itupun dibakar sibontar mata (sebutan bagi Penjajah Belanda) namun mesin cetak uang tersebut masih sempat diselamatkan dan dibawa kedalam gua perjuangan di hutan Nagatimbul. Aktivitas percetakan uangpun sempat berlanjut di gua tersebut, namun sangat disayangkan bahwa mesin cetak uang itu tidak diketahui dimana keberadaannya hingga saat.

“Kami tidak tahu lagi kemana mesin cetak tersebut dibawa para pejuang kita dulu, hanya saja menurut sejarahnya di gua perjuangan yang berada di hutan Nagatimbul masih sempat dicetak uang ORITA sebagai alat tukar yang sah waktu itu. Makanya Belanda terus mengejar dan berusaha untuk mengambil percetakan tersebut. Namun sangat disayangkan mesin cetak itu sampai saat ini tidak diketahui dimana keberadannya, apakah berhasil dibawa Belanda atau tidak,”aku Kepala Desa Nagatimbul R Pasaribu.

Menurut pengakuan Camat Sitahuis Joseph dan juga pemilik rumah yang berada dikawasan perkantoran Camat Sitahuis dan warga Sitahuis membenarkan bahwa di rumah Andareas Aritonang uang ORITA tersebut dicetak.

“Memang benar inilah rumah yang menjadi bukti sejarah tempat dicetaknya ORITA, memang rumah ini sudah mengalami pemugaran namun hanya bagian depan saja, itupun kami jadikan sebagai warung, sedangkan pada bagian tengah rumah dan loteng rumah ini masih bawaan rumah dulu. Dan diruang tengah inilah uang tersebut dicetak,”aku T br Simatupang (Op Jesri)

Lebih lanjut Op Jesri yang sudah berusia 81 tahun ini menuturkan, Belanda terus mencari dimana lokasi percetakan uang ORITA, karena dengan adanya uang ORITA, maka uang Belanda tidak berlaku waktu itu, akunya. Namun sangat disayangkan bahwa uang tersebut tidak adalagi dimiliki Op Jesri dan juga keluarganya.

“Memang dulu ada saya simpan, tapi saya tidak terfikir bahwa uang itu akan berarti nantinya, makanya keberadaan uang tersebut tidak terlampau kami pedulikan saat itu,”kata Op Jesri.

Op Jesri juga tidak mengingat lagi kapan uang tersebut dicetak di Sitahuis, demikian juga dengan warga sekitarnya, mereka hanya mengingat bahwa dirumah Andareas Aritonang uang ORITA dicetak, sedangkan dibagian depan rumah tersebut duluny ada gudang yang menjadi tempat penyimpanan barang-barang percetakan dan juga peralatan perang pejuang Tapanuli dulunya.

Sekarang kawasan tersebut suda berdiri rumah tinggal penduduk, termasuk dilahan yang dulunya gudang sudah menjadi rumah penduduk, sedangkan dikawasan sekitarnya sudah berdiri kantor Camat Sitahuis. Warga juga berharap agar bukti-bukti sejarah yang masih tertinggal dapat dirawat dan dilestarikan, karena suatu saat hal itu menjadi bukti sejarah yang sangat berarti bagi generasi berikutnya, apalagi Propinsi Tapanuli sudah terwujud nantinya akan menjadi sejarah baru bagi Propinsi Tapanuli yang kita harapkan dapat segera terwujud, harap warga.